Jakarta – Penyedia solusi audio kemudian video, Jabra Indonesia mengumumkan inisiatif "Sustainability Rhythm" bagi pelanggan untuk mendonasikan perangkat yang mana sudah bukan ada digunakan guna menggalang keberlanjutan lingkungan.
Jabra Sustainability Rhythm akan menyediakan donation bin di beberapa kantor pelanggan Jabra yang dimaksud berpartisipasi sehingga karyawan dapat mendonasikan perangkat Jabra yang tersebut mana masih layak digunakan, termasuk headset dan kamera video.
Perangkat elektronik yang tersebut hal tersebut dikumpulkan kemudian dikirimkan ke media pengelolaan limbah Jangjo, Jakarta Barat, lalu didistribusikan kepada komunitas lokal pada Indonesia.
"Dengan adanya informasi terkait pembuangan perangkat elektronik dalam tempat Jakarta yang dimaksud diproyeksikan akan meningkat sebesar 20 persen pada tahun 2045 menjadi 90,23 ton/hari, upaya kolaboratif kami menjadi sangat penting,” kata Managing Director Jabra ASEAN, Margaret Ang dalam siaran resmi pada Rabu.
"Jabra Sustainability Rhythm akan membantu perusahaan mendonasikan perangkat yang mana tidaklah digunakan namun masih berfungsi dengan baik sekaligus memperpanjang masa pakai produk, memberdayakan komunitas lokal di area dalam bidang pendidikan, kesehatan kemudian non-pemerintahan," tambah dia.
Jabra Sustainability Rhythm, berlandaskan pada prinsip-prinsip Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 2020 mengenai Pengelolaan Sampah Spesifik, yang mana digunakan akan dilaksanakan pada 1 Oktober 2023 hingga 31 Maret 2024.
Jabra Sustainability Rhythm pada dasarnya menekankan dedikasi perusahaan untuk memberikan dampak yang digunakan yang besar secara global. Berpegang pada The Jabra Promises, perusahaan berfokus pada penciptaan item baru yang digunakan dimaksud miliki jejak karbon rendah, berkelanjutan, serta menjadi bagian dari rantai pasokan bertanggung jawab kemudian menghindari materi konflik.
Selain itu, studi menunjukkan bahwa sekitar 39 persen responden Indonesia menghabiskan satu hingga dua jam berbicara secara online atau melakukan konferensi video setiap minggunya. Untuk itu, perusahaan yang digunakan berpartisipasi dalam program ini dapat membantu organisasi kecil yang digunakan membutuhkan perangkat teknologi Jabra sehingga dapat meningkatkan efisiensi komunikasi.
Di sisi lain, perusahaan mendapatkan manfaat dari pengurangan logistik lalu biaya yang tersebut hal itu terkait dengan pembuangan perangkat elektronik yang tersebut tidaklah terpakai. Perusahaan juga dapat secara signifikan mengurangi emisi karbon yang mana terkait dengan produksi lalu pembuangan perangkat elektronik.
CEO Jangjo, Joe Hansen mengapresiasi proyek itu sebagai langkah penting menuju visi "zero waste to landfill."
"Kami melihat banyak perusahaan menjalani proses upgrade hardware secara rutin. Adalah hal yang tersebut menggembirakan melihat beberapa di tempat dalam antaranya memilih untuk mendonasikan hardware yang masih berguna untuk memberdayakan komunitas, kemudian meningkatkan dampak sosial mereka. Semoga, inisiatif yang tersebut digunakan dilaksanakan oleh Jabra ini sanggup cuma diikuti oleh banyak perusahaan lainnya.” kata Joe Hansen.
Indonesia semata-mata belaka salah satu dari beberapa negara dalam area Asia Tenggara yang tersebut mana meluncurkan program ini, dengan pasar lain akan mengikuti. Jabra juga menciptakan headset peraih penghargaan juga juga merancang metode-metode yang tersebut cerdas untuk menghasilkan komoditas lebih besar lanjut ramah lingkungan.
Jabra menggunakan bahan-bahan berkelanjutan serta membatasi jumlah total keseluruhan zat berbahaya dalam perangkatnya. Desainnya telah dilakukan lama dirancang menjadi tambahan tinggi ringan, sehingga lebih tinggi banyak efisien dalam pengiriman barang juga mengurangi jumlah keseluruhan agregat material bakar yang digunakan digunakan selama pengiriman.